spot_img
BerandaBisnisCapaian Pemulihan Ekonomi Memperbaiki Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Capaian Pemulihan Ekonomi Memperbaiki Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Capaian Pemulihan Ekonomi Memperbaiki Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Oleh : Dian Ahadi 


Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terbukti membawa dampak positif karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik.

Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah sangat strategis dalam mengantisipasi dampak pandemi Covid-19, sehingga Indonesia tidak mengalami dampak negatif seperti krisis tahun 1998.


Pandemi Covid-19 yang mengguncang Indonesia, tak hanya di bidang kesehatan tetapi juga ekonomi. Kondisi ini juga dialami oleh banyak negara sehingga disebut dengan krisis global.

Pemerintah berusaha keras agar kondisi finansial negara tidak terlalu terganggu, dan mencanangkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).


Bank Pembangunan Asia (ASIAN Development Bank) menyatakan bahwa prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 adalah sebesar 5%. Hal ini sejalan dengan perkiraan dari Bank Dunia yakni 5% hingga 5,5%. Perekonomian di negeri ini memiliki prospek yang baik sejalan dengan pembatalan pembatasan mobilitas sejak kuartal ketiga tahun 2021.
Pelonggaran mobilitas memang sangat berpengaruh terhadap prospek pertumbuhan ekonomi. Masyarakat bisa bermobilitas dengan lancar karena kasus corona mulai terkendali dan mereka sudah divaksin. Para pedagang keliling mulai tersenyum karena pembelinya berdatangan.
Memang jualan bisa dipindah ke pasar online tetapi untuk pengantarannya tentu harus offline alias dibawa sendiri dengan motor atau mobil. Jika mobilitas dilonggarkan dan tidak ada portal-portal yang ditutup seperti pada awal masa pandemi, maka pengantaran barang akan lebih lancar. Para pedagang pun lebih tenang karena daya beli masyarakat naik berkat pengantaran yang tepat waktu.
Saat kegiatan ekonomi masyarakat lancar maka akan sangat berpengaruh bagi perekonomian negara, karena roda ekonomi bergulir dengan cepat. Dengan begitu maka masyarakat optimis Indonesia bisa keluar dari masa sulit dan ekonominya terus bertumbuh. Resesi yang mengerikan tidak akan terjadi.
Prediksi kenaikan ekonomi Indonesia tahun 2022 yang sebesar 5% adalah sangat baik. Bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 lalu yang hanya 3,96%, bahkan tahun 2020 hanya berkisar 2%. Perlahan tapi pasti, Indonesia terus bertumbuh dari segi finansial, dan berjuang dalam mengatasi dampak pandemi di bidang ekonomi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan bahwa perekonomian Indonesia naik karena sejalan dengan pulihnya ekonomi dunia. Konsumsi masyarakat pun terus membaik. Dalam artian, daya beli masyarakat membaik dan ini adalah dampak positif dari program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Salah satu poin dalam program PEN adalah melakukan perlindungan sosial melalui bansos (bantuan sosial) kepada masyarakat yang membutuhkan. Bansos yang awalnya berupa paket sembako kemudian dikonversi jadi uang tunai. Jika masyarakat punya uang maka akan digunakan untuk belanja beras dan berbagai keperluan lainnya.
Ketika masyarakat memegang uang bansos dan berbelanja terus, jangan dipandang negatif. Penyebabnya karena konsumsi yang banyak malah berdampak positif, dan bisa menggerakkan roda perekonomian negara, pasar juga terus dinamis karena banyak pembelinya. Uang tidak boleh diam begitu saja tetapi harus digerakkan agar kondisi perekonomian negara terus membaik.
Dampak positif dari pemberian bansos sudah terlihat dalam setahun terakhir karena pasar terus ramai dan buktinya ada kenaikan pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya. Walau kenaikannya baru 1-2% tetapi masyarakat tetap diminta berpikiran positif. Pertumbuhan ekonomi yang naik walau tidak sampai 10% tetap wajib disyukuri karena membuktikan bahwa pemerintah terus berusaha mengatasi dampak pandemi di bidang ekonomi.
Lebih baik ada kenaikan pertumbuhan ekonomi walau hanya 2% per tahun, daripada mengalami stagnansi atau bahkan penurunan. Jika ada penurunan pertumbuhan ekonomi maka akan sangat mengerikan karena bisa memicu resesi, dan harga-harga sembako naik drastis. Resesi juga bisa memicu penawaran hutang dari luar negeri padahal jika terlalu banyak hutang bisa membuat krisis seperti tahun 1998 lalu.
Oleh karena itu masyarakat wajib mengapresiasi pemerintah karena berjuang untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memulihkan ekonomi negara. Selain itu, dalam program PEN, yang diperhatikan tak hanya warga miskin. Namun pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) juga diperhatikan.
Pebisnis UMKM mendapatkan aliran bansos juga dan pemberian ini sudah diberi sejak awal masa pandemi. Mereka patut diberi bansos karena faktanya, UMKM adalah tulang punggung perekonomian negara dan 90% pengusaha di negeri ini berstatus pedagang kecil dan menengah. Jika UMKM jaya maka perekonomian negara juga jaya.
Masyarakat yang berstatus sebagai pengusaha UMKM membantu kesuksesan PEN dengan menggunakan uang bansos untuk tambahan modal usaha, bukannya untuk keperluan yang konsumtif. Mereka menyadari bahwa uang itu berguna untuk bisnis, bukan untuk kebutuhan pribadi. Jika uangnya ‘diputar’ dalam bentuk barang dagangan maka akan menarik keuntungan yang lebih besar lagi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus bertambah tiap tahun dan masyarakat menyambutnya dengan positif. Jika kondisi finansial negara makin sehat maka warga optimis tidak akan terkena dampak krisis global dan terhindar dari resesi. Pemerintah membuktikan bahwa pemulihan ekonomi nasional membawa banyak efek yang positif pada perekonomian negara.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini