Sinergi Aparat Keamanan dan Masyarakat Wujudkan Pilkada Tanpa Gangguan OPM
Oleh: Loa Murib
Menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Papua, pentingnya kolaborasi antara aparat keamanan (Apkam) dan masyarakat semakin terlihat. Di tengah berbagai tantangan, baik dari kelompok separatis seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM) maupun potensi konflik sosial-politik lokal, sinergi yang terjalin kuat antara Polri, TNI, dan warga Papua menjadi kunci sukses mewujudkan Pilkada yang aman dan damai.
Pengamanan ketat telah dilakukan dengan pengerahan 1.364 personel gabungan di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Kapolres Merauke, AKBP Leonardo Yoga, mengatakan personel tersebut terdiri dari anggota Polres, Brimob, TNI, dan satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas), serta telah disebar di berbagai polsek hingga ke wilayah perbatasan dengan Papua Nugini.
Patroli rutin dan dialog intensif dengan warga setempat dilakukan guna memastikan kondisi kondusif, mencegah penyebaran isu yang dapat memecah belah, dan mengajak masyarakat berperan aktif dalam menjaga keamanan lingkungan merekakoh Adat Mendukung Kamtibmas di Papua
Dukungan terhadap aparat keamanan tidak hanya datang dari lembaga negara, tetapi juga dari tokoh-tokoh adat yang memiliki pengaruh besar di Papua. Kepala Suku Kamoro di Timika, Marianus Magnaiteku, menyampaikan apresiasinya kepada Satgas Operasi Damai Cartenz yang dinilai berhasil menjaga ketertiban masyarakat menjelang Pilkada. Keberhasilan ini tidak hanya tercermin dari pengamanan fisik, tetapi juga dari kemitraan erat yang dijalin antara aparat dan masyarakat, terutama tokoh-tokoh adat dan agama yang menjadi penghubung dengan warga setempat.
Mariateku menyoroti kepemimpinan Brigjen Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz, dalam menciptakan suasana harmonis melalui pendekatan dialogis. Dengan merangkul tokoh adat, Polri dan TNI berhasil membangun kepercayaan dan kerjasama masyarakat, yang menjadi benteng awal dalam mencegah konflik. Pendekatan persuasif ini menciptakan pemahaman yang baik mengenai pentingnya stabilitas, khususnya dalam menghadapi Pilkada, serta menunjukkan bahwa keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga masyarakat.
Menariknya, dorongan untuk menjaga kedamaian juga datang dari mantan pimpinan OPM, Lambert Pekikir mengatakan agar masyarakat Papua untuk tetap bersatu dan menjaga keamanan, terutama menjelang Pilkada. Ia meminta agar setiap perbedaan, baik terkait pilihan politik maupun perbedaan pendapat, diselesaikan melalui dialog. Pekikir bahkan menekankan pentingnya ketertiban dan menolak tindakan yang dapat merusak ketentraman.
Seruan dari tokoh lokal ini mencerminkan semangat persatuan masyarakat Papua dalam menghadapi Pilkada. Meski perbedaan politik ada, kesepakatan mengenai pentingnya kedamaian menjadi landasan kuat untuk menghindari konflik. Di sisi lain, pernyataan mantan anggota OPM ini juga menjadi penanda bahwa jalan damai semakin diterima sebagai solusi yang lebih baik daripada konfrontasi bersenjata.
Kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat tidak hanya bertujuan untuk menghindari gangguan dari OPM, tetapi juga untuk menjaga keseluruhan proses Pilkada tetap sesuai dengan prinsip demokrasi. Aparat keamanan, melalui operasi yang dilakukan oleh Satgas Damai Cartenz, berkomitmen untuk menjaga wilayah Papua tetap aman dari ancaman senjata dan aksi teror. Dalam beberapa waktu terakhir, Satgas berhasil mengungkap peredaran senjata api di Nabire, yang diharapkan dapat menekan potensi gangguan pada pelaksanaan Pilkada. Langkah ini disambut baik oleh tokoh adat, karena mengurangi risiko konflik bersenjata yang dapat menghambat jalannya pemilihan. Pengamanan yang dilakukan secara preventif ini memberikan rasa aman kepada masyarakat, terutama saat mereka akan datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilih mereka .
Kolaborasi antara TNI, Polri, masyarakat, dan tokoh-tokoh adat Papua, merupakan bentuk pendekatan berbasis komunitas yang diharapkan bisa mengantisipasi adanya ancaman keamanan. Sinergi ini menciptakan atmosfer di mana masyarakat merasa dilibatkan dan dihargai, serta menegaskan bahwa demokrasi bisa berjalan tanpa adanya paksaan atau kekerasan.
Dengan harapan tinggi akan penyelenggaraan Pilkada yang damai, masyarakat Papua telah menunjukkan sikap optimis terhadap keberhasilan pesta demokrasi ini. Partisipasi mereka bersama dengan aparat keamanan menandakan bahwa Papua telah bertransformasi menuju kawasan yang stabil dan aman, di mana perbedaan politik tidak menjadi ancaman, melainkan dirangkul dalam spirit kebersamaan. Di sini, peran Polri dan TNI sebagai garda depan pengamanan semakin terlihat harmonis dengan dukungan warga yang turut menjaga ketertiban lingkungan.
Menghadapi ancaman yang mungkin muncul dari pihak separatis, aparat keamanan dan masyarakat Papua diharapkan dapat mempertahankan komitmen dalam menjaga Papua tetap aman selama proses Pilkada. Semua pihak perlu menyadari bahwa stabilitas di Papua adalah bagian dari stabilitas nasional. Dengan adanya pengamanan yang ketat, kerja sama yang erat antara tokoh adat dan aparat keamanan, serta dukungan warga, ancaman seperti gangguan OPM dapat ditekan.
Sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat Papua adalah pondasi utama untuk menyukseskan Pilkada tanpa gangguan, termasuk dari kelompok separatis. Ketika masyarakat mendukung sepenuhnya, ancaman gangguan dari OPM dan kelompok bersenjata lainnya dapat diminimalisir. Dengan adanya komitmen dari aparat keamanan yang berkolaborasi erat dengan masyarakat, Papua menunjukkan langkah maju menuju pelaksanaan Pilkada yang aman, damai, dan demokratis.
)* Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya