Peran Aktif Pemuda dan Mahasiswa Wujudkan Pilkada Berkualitas
Oleh : Naya Sinta Rahmawati
Pilkada 2024 menjadi momen krusial dalam memastikan keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Di era ini, peran pemuda dan mahasiswa sangat vital dalam menciptakan Pilkada yang berkualitas, adil, dan bebas dari politik uang.
Fakta menunjukkan bahwa kelompok pemuda dan mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga demokrasi yang sehat. Melalui berbagai inisiatif di berbagai daerah, keterlibatan aktif pemuda dan mahasiswa dalam mensukseskan Pilkada terus digalakkan oleh berbagai pihak, seperti KPU, Bawaslu, dan pemerintah daerah.
Salah satu contoh nyata terlihat di Banyuwangi, Jawa Timur, di mana KPU setempat menggandeng Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) untuk mensosialisasikan tahapan Pilkada 2024. Dalam kegiatan yang dilangsungkan dengan suasana santai namun penuh makna, pemuda diajak memahami pentingnya menjaga proses demokrasi yang bersih dan berintegritas.
Ketua PDPM Banyuwangi, Moh. Iqbal, menekankan pentingnya mendorong kaum muda untuk tidak terlibat dalam politik transaksional, melainkan menggunakan naluri dan hati nurani dalam menentukan pilihan. Keterlibatan pemuda Muhammadiyah ini menunjukkan bahwa pemuda tidak hanya berperan sebagai pemilih, tetapi juga bisa menjadi pengawas dan penyelenggara Pilkada.
Langkah serupa juga diambil oleh KPU Sumenep yang bekerja sama dengan kelompok pemuda setempat untuk meningkatkan partisipasi dalam Pilkada serentak 2024. KPU Sumenep menyadari betul bahwa keterlibatan pemuda adalah kunci sukses Pilkada. Seperti yang diungkapkan Komisioner KPU Sumenep, Malik Mustafa mengatakan bahwa pemuda memiliki tanggung jawab moral untuk mengawal proses Pilkada agar berjalan lancar dan adil. Tidak hanya berperan sebagai pemilih, pemuda diharapkan mampu mengedukasi masyarakat agar menyalurkan hak pilihnya dengan bijak. Inisiatif ini penting karena satu suara sangat menentukan masa depan daerah.
Keterlibatan mahasiswa dalam pengawasan Pilkada juga menjadi sorotan. Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja mengatakan agar mahasiswa untuk turut mengawal distribusi logistik Pilkada, terutama mengingat wilayah Indonesia yang luas dan kerawanan pelanggaran, seperti hilangnya Formulir C. Hasil pada Pemilu 2024 di beberapa TPS di Banten. Ajakan ini mencerminkan peran penting mahasiswa sebagai pengawas aktif dalam mencegah terjadinya kecurangan. Melalui pengawasan ini, mahasiswa tidak hanya menjaga keadilan dalam proses pemilihan, tetapi juga memastikan bahwa Pilkada berlangsung tanpa politik uang yang merusak integritas demokrasi.
Di Kabupaten Garut, pemerintah daerah juga mengakui pentingnya peran mahasiswa dalam mengawasi jalannya Pilkada. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Bambang Hafidz, menekankan bahwa keterlibatan mahasiswa dapat membantu KPU dan Bawaslu yang memiliki keterbatasan kapasitas dalam mengawasi seluruh proses Pilkada. Mahasiswa diharapkan mampu berperan sebagai pengawas independen, yang memantau tidak hanya KPU dan Bawaslu, tetapi juga para calon dan pemerintah daerah. Dengan demikian, Pilkada yang demokratis, adil, dan jujur bisa terwujud melalui kolaborasi aktif antara mahasiswa dan penyelenggara pemilu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 60 persen pemilih di Indonesia didominasi oleh kelompok muda. Fakta ini memperkuat argumen bahwa pemuda memiliki posisi strategis dalam menentukan hasil Pilkada. Oleh karena itu, KPU dan Bawaslu secara aktif menggandeng kelompok pemuda dan mahasiswa dalam berbagai program sosialisasi dan pengawasan Pilkada. Kehadiran pemuda sebagai bagian dari proses ini bukan hanya sekadar simbol partisipasi, tetapi juga sebagai elemen penting dalam menjaga kualitas demokrasi di Indonesia.
Selain itu, pemuda dan mahasiswa juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengedukasi sesama tentang pentingnya menggunakan hak pilih dengan bijak. Melalui dialog, diskusi publik, dan kampanye anti-politik uang, mereka dapat menjadi agen perubahan yang mendorong masyarakat untuk menolak politik transaksional. Sosialisasi yang dilakukan oleh pemuda diharapkan mampu menekan angka partisipasi dalam politik uang dan memastikan Pilkada berjalan dengan integritas tinggi. Melalui inisiatif ini, pemuda dan mahasiswa tidak hanya mengawal proses pemilihan, tetapi juga memastikan masyarakat terlibat secara aktif dan bijak dalam menentukan pemimpin daerahnya.
Pemuda dan mahasiswa bukan hanya pemilih biasa dalam Pilkada, tetapi juga pelopor perubahan yang mampu memastikan bahwa Pilkada 2024 berjalan dengan transparan, jujur, dan adil. Keterlibatan mereka dalam mengawal setiap tahapan Pilkada, mulai dari sosialisasi hingga pengawasan, merupakan wujud nyata dari semangat demokrasi yang sehat. Di tengah tantangan politik yang semakin kompleks, kehadiran pemuda dan mahasiswa menjadi harapan bagi terciptanya masa depan demokrasi yang lebih baik di Indonesia. Dengan adanya peran aktif pemuda dan mahasiswa, Pilkada 2024 bisa menjadi momentum penting untuk memperkuat demokrasi dan mendorong proses pemilihan yang lebih inklusif serta partisipatif.
Pilkada 2024 bukan hanya tentang memilih pemimpin daerah, tetapi juga tentang membangun fondasi bagi masa depan bangsa. Dengan keterlibatan aktif pemuda dan mahasiswa, Pilkada dapat menjadi cerminan dari demokrasi yang kuat, bersih, dan berintegritas. Pemuda adalah garda terdepan dalam memastikan bahwa pesta demokrasi ini berlangsung tanpa kecurangan dan penuh dengan semangat perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.
*Penulis adalah Pengamat Politik Fajar Institute for Political Studies