Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Berantas Narkoba sebagai Ancaman Utama Bangsa
Oleh : Arsenio Bagas Pamungkas
Presiden RI kedelapan, Prabowo Subianto, dengan tegas menempatkan pemberantasan narkoba sebagai salah satu prioritas utamanya dalam menjaga keamanan nasional. Pemimpin bangsa yang juga merupakan purnawirawan perwira tinggi militer Indonesia ini menilai bahwa narkoba bukan sekadar permasalahan hukum, melainkan ancaman serius bagi keberlangsungan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, Prabowo meminta seluruh aparat penegak hukum, termasuk Jaksa Agung, Kapolri, dan Badan Intelijen Negara (BIN), untuk fokus dalam mengatasi ancaman tersebut.
Presiden Prabowo melihat pemberantasan narkoba sebagai salah satu elemen penting dalam upaya menjaga pertahanan nasional. Ia meyakini bahwa hanya dengan penegakan hukum yang tegas dan intelijen yang kuat, bangsa ini dapat mengatasi ancaman yang terus berkembang seperti narkoba, judi online, penyelundupan, dan korupsi.
Menurut Kepala Negara tersebut, intelijen yang baik dan bukti yang kuat merupakan komponen utama dalam mitigasi berbagai ancaman berat yang mengintai negara. Dengan pertahanan yang kuat, demokrasi di Indonesia dapat berjalan lebih baik, karena kondisi tersebut memungkinkan setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik dan ekonomi tanpa terganggu oleh ancaman kriminalitas.
Di samping itu, Prabowo juga menekankan pentingnya pendidikan dan kesehatan bagi seluruh warga Indonesia sebagai bagian dari demokratisasi yang nyata. Baginya, demokrasi bukan sekadar soal politik, melainkan tentang memberikan kesempatan yang setara bagi setiap warga negara untuk mendapatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan. Jika rakyat memiliki pendidikan dan kesehatan yang memadai, bangsa ini akan memiliki fondasi yang kuat untuk melawan ancaman narkoba dan kejahatan lainnya.
Dalam pandangan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), I Wayan Sugiri, upaya yang digalakkan oleh Presiden Prabowo sangat relevan dengan situasi saat ini. Narkoba semakin menjadi ancaman besar, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga di tingkat global.
Oleh karena itu, Wayan menegaskan bahwa BNN akan terus mengintensifkan pemberantasan narkoba melalui peningkatan kualitas intelijen. Keberhasilan dalam pemberantasan tersebut sangat bergantung pada kemampuan intelijen dalam membongkar jaringan narkotika, yang semakin kompleks dan canggih.
Pelatihan pembentukan petugas intelijen BNN, yang berlangsung pada Oktober 2024 di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) BNN di Lido, Jawa Barat, merupakan salah satu upaya strategis dalam meningkatkan kapasitas intelijen.
Wayan menegaskan bahwa pelatihan tersebut diharapkan dapat membekali petugas dengan kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang lebih efektif, sehingga pemberantasan narkoba bisa dilakukan dengan lebih cepat dan tepat sasaran. Langkah-langkah yang diambil oleh BNN ini sejalan dengan prioritas Presiden Prabowo yang ingin melihat bangsa ini terbebas dari ancaman narkotika.
Deputi Pemberantasan BNN tersebut menekankan bahwa BNN akan fokus pada penguatan kolaborasi antarinstansi, khususnya dengan aparat penegak hukum dan negara-negara tetangga. Selain itu, pengawasan wilayah pesisir dan perbatasan akan diperkuat, mengingat daerah-daerah tersebut sering kali menjadi pintu masuk bagi peredaran narkoba. Penguatan intelijen menjadi kunci utama dalam memberantas jaringan narkotika, sehingga Indonesia bisa lebih siap dalam menghadapi ancaman narkoba yang semakin kompleks.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom, menilai bahwa langkah-langkah pencegahan lebih efektif dibandingkan hukuman mati bagi para bandar narkoba.
Menurutnya, meskipun hukuman mati sering dijatuhkan pada pelaku peredaran narkoba, dampaknya belum mampu memberikan efek jera yang signifikan. Banyak pelaku yang tetap melakukan kejahatan serupa meskipun telah ada vonis mati bagi rekan mereka.
Marthinus menjelaskan bahwa untuk memberantas narkoba secara efektif, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif, termasuk pengelolaan kognitif masyarakat. Ia menekankan pentingnya memahami faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk terlibat dalam kejahatan narkotika, seperti kondisi ekonomi, tekanan sosial, dan latar belakang keluarga.
Oleh karena itu, Marthinus memfokuskan langkah pencegahan melalui pendekatan yang lebih bersifat mendidik, seperti pembinaan keluarga, lingkungan, dan program-program pengembangan keterampilan hidup (life skills).
BNN telah menerapkan langkah-langkah tersebut di beberapa wilayah yang menjadi pusat peredaran narkoba, termasuk sejumlah kampung yang terindikasi sebagai basis operasi para bandar narkoba.
Marthinus berharap, melalui pembinaan yang konsisten, masyarakat dapat dihindarkan dari keterlibatan dalam tindak kejahatan narkotika, sehingga pemberantasan narkoba dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efektif di masa depan.
Komitmen kuat Presiden Prabowo dalam memberantas narkoba menjadi inspirasi bagi seluruh aparat penegak hukum dan instansi terkait untuk bekerja lebih keras dalam melindungi masyarakat.
Purnawirawan perwira tinggi militer tersebut memandang bahwa narkoba bukan hanya merusak generasi muda, tetapi juga mengancam stabilitas nasional. Oleh sebab itu, penegakan hukum yang tegas, dukungan intelijen yang kuat, serta langkah-langkah preventif yang menyeluruh, menjadi strategi utama dalam perang melawan narkoba.
Sebagai pemimpin bangsa, Presiden Prabowo memahami betul bahwa tanpa penanganan yang serius, ancaman narkoba dapat merusak pondasi bangsa ini. Oleh karena itu, di bawah kepemimpinannya, seluruh aparat penegak hukum dan lembaga terkait diarahkan untuk bersinergi dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari ancaman narkoba, demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute