Penambahan Pasukan TNI-Polri Upaya Wujudkan Stabilitas Keamanan di Papua
Oleh: Nana Gunawan
Situasi di Puncak Jaya, Papua Tengah sempat memanas setelah tiga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) tewas ditembak dan memancing aksi pembakaran enam unit mobil milik TNI-Polri. Akan tetapi, kini pihak kepolisian memastikan bahwa kondisi di Puncak Jaya sudah kondusif. Aparat keamanan juga telah menambah pasukan yang berjaga di lokasi guna menjaga stabilitas keamanan di Papua dan memberikan imbauan kepada masyarakat setempat bahwa situasi di Puncak Jaya saat ini sudah kondusif.
Aparat keamanan terus berupaya memastikan agar situasi dan kondisi di wilayah Tanah Papua tetap kondusif. Untuk itu, penambahan sebanyak ratusan personel langsung dikerahkan khususnya di wilayah yang menjadi titik rawan aksi OPM, salah satunya di Puncak Jaya. Pihak aparat juga akan selalu menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat Papua dari gangguan yang dilakukan OPM. Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri mengatakan bahwa pihaknya memperketat patroli gabungan guna memastikan keamanan dan ketertiban wilayah Papua pasca insiden penembakan di Puncak Jaya, Papua Tengah.
Kemudian, pihaknya juga menambah pasukan Satgas Damai Cartenz dan Brimob Polda Papua untuk membantu memulihkan situasi. Penambahan pasukan dilakukan untuk memperkuat personel yang ada di wilayah tersebut guna memulihkan keamanan di Puncak Jaya setelah terjadinya aksi penembakan tiga anggota OPM. Saat ini, penambahan pasukan gabungan TNI-Polri sudah dilakukan, sehingga Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri berharap beberapa hari ke depan situasi keamanan di Puncak Jaya Kembali kondusif.
Aksi tersebut berdampak pada terganggunya aktivitas masyarakat termasuk roda perekonomian di wilayah tersebut. Aparat keamanan pun juga harus bersiaga guna mencegah adanya aksi lanjutan. Lebih lanjut, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri mengatakan bahwa terwujudnya situasi yang aman, kondusif, dan tertib tidak bisa terlaksanaka apabila hanya diupayakan oleh aparat keamanan saja. Terwujudnya kamtibmas tentu sangat mengandalkan partisipasi serta peranan aktif yang dilakukan oleh masyarakat. Maka dari itu, aparat keamanan terus memberikan imbauan kepada masyarakat khususnya Orang Asli Papua (OAP) agar mampu menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dari berbagai macam hoaks maupun propaganda yang dilakukan OPM.
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan bahwa penurunan sejumlah personel tidak bisa menjamin kamtibmas berjalan kondusif tanpa adanya peran aktif dari masyarakat. Mayjen Izak Pangemanan juga mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan aparat kepolisian akan mengusut tuntas berbagai macam aksi gangguan, mulai dari serangan hingga pengrusakan fasilitas di Tanah Papua. Pasalnya, aksi kejam yang dilakukan oleh OPM tidak mewakili masyarakat Papua yang ingin memerdakan diri dari Indonesia, melainkan hanya demi kepentingan pribadi dan kelompoknya saja.
Selain itu, sudah sangat jelas bahwa status yang dimiliki Papua yakni menjadi bagian yang sama sekali tidak bisa terpisahkan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Papua juga merupakan bagian dari Indonesia secara integran yang mana hendaknya seluruh masyarakat ikut bersatu untuk melawan ancaman dan aksi teror dari OPM.
Panglima TNI, Jend. Agus Subiyanto menegaskan bahwa aparat keamanan gabungan akan memastikan kelancaran akan pengamanan yang dilakukan. Pihaknya akan menggunakan sejumlah fasilitas canggih seperti drone yang nantinya dimanfaatkan untuk melakukan patroli pengamanan akan tindak kejahatan yang dilakukan oleh gerombolan separatis tersebut. Mengenai penggunaan teknologi seperti drone berfungsi untuk memantau wilayah pedalaman dan wilayah rawan hingga 10 atau 20 kilometer. Kemudian, untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pengamanan, aparat keamanan gabungan telah menempati sejumlah akomodasi yang variatif sebagai tempat tinggal para prajurit guna mengetatkan keamanan.
Aksi OPM menimbulkan banyak kehancuran ataupun kerusakan. Hal tersebut membuat aparat keamanan melakukan pengamanan yang lebih ketat daripada sebelumnya. Penambahan personel aparat gabungan terlihat dari beberapa personel Polri yang menambah pasukannya di Kab. Puncak Jaya, Papua Tengah akibat kejadian ricuh yang terjadi beberapa waktu lalu. Beberapa Tokoh Masyarakat di Papua juga ikut menyuarakan bahwa aparat keamanan harus berada di lingkungan tersebut guna menghindari kejadian serupa yang dilakukan oleh OPM.
Kerusuhan dan aksi kekerasan yang terjadi sudah menyebabkan banyak kerugian bagi semua pihak, utamanya bagi Bumi Cenderawasih itu sendiri. Maka dari itu, masyarakat hendaknya mampu bersama-sama dan solid mendukung penuh upaya aparat keamanan dalam menegakkan hukum dan kedamaian di Papua dengan menindak OPM serta terus menjaga kondusivitas. Jangan sampai masyarakat Papua menjadi korban dari kekejaman OPM yang terus membuat kekacauan hingga menghambat kemajuan lantaran tidak stabilnya kondusivitas di Papua. Melalui langkah yang dilakukan aparat keamanan inilah diharapkan kondusivitas di Tanah Papua dapat terjaga sampai dengan memasuki Hari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
)* Penulis adalah Pengamat Ekonomi Nusa Bangsa Institute.