spot_img
BerandaUncategorizedTransparansi Pemilu 2024 Lebih Baik, Saatnya Masyarakat Wujudkan Persatuan

Transparansi Pemilu 2024 Lebih Baik, Saatnya Masyarakat Wujudkan Persatuan

Transparansi Pemilu 2024 Lebih Baik, Saatnya Masyarakat Wujudkan Persatuan

Oleh : Enggar Sambada

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) mengklaim bahwa transparansi pelaksanaan pesta demokrasi pada tahun 2024 ini menjadi yang paling baik jika dibandingkan denga perhelatan kontestasi politik di tahun-tahun sebelumnya. Maka dari itu, sudah saatnya kini masyarakat mewujudkan persatuan bangsa pasca Pemilu.

Pelaksanaan Pemilu 2024 relatif berjalan transparan dan demokratis. Terkait hal tersebut, Anggota KPU RI, Idham Holik mengungkapkan keterbukaan informasi dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 ini yang menurutnya memiliki transparansi jauh lebih baik dibandingkan dengan perhelatan pesta demokrasi tahun-tahun lalu.

Tentunya bukan tanpa alasan mengapa klaim tersebut muncul. Pasalnya, memang transparansi dalam perhelatan Pemilu 2024 ini sangat baik karena terbukti dengan seluruh proses kontestasi politik mampu diakses dengan sangat terbuka oleh seluruh masyarakat di Indonesia dengan sangat mudah pula.

Mulai dari awal proses penetapan hingga pada proses rekapitulasi penghitungan suara yang dilakukan secara berjenjang pun, seluruhnya disiarkan secara langsung dari tingkat kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi hingga pada tingkat nasional, yang mana seluruh masyarakat bisa mengaksesnya untuk memberikan pengawalan secara langsung.

Ternyata adanya keterbukaan atau transparansi hingga demikian belum pernah terjadi pada Pemilu tahun-tahun sebelumnya. Jelas sekali bahwa adanya keterbukaan akses informasi yang memungkinkan semua pihak dapat mengakses tersebut merupakan bukti nyata bahwa keterbukaan atau transparansi pelaksanaan pesta demokrasi tahun ini menjadi yang paling baik.

Tata Kelola Penyelenggaraan Pemilu 2024 Juga Meningkat

Bukan hanya memiliki transparansi terbaik saja, namun pelaksanaan kontestasi politik pada tahun 2024 ini juga memiliki tata kelola penyelenggaraan yang jauh lebih baik pula. Hal itu dikarenakan pihak penyelenggara Pemilihan Umum mampu lebih menyederhanakan berbagai jenis formulir.

Mulai dari bagaimana formulir pemungutan, penghitungan hingga rekapitulasi hasil suara, seluruhnya telah disederhanakan sedemikian rupa sehingga menjadi jauh lebih mempermudah tata kelola pelaksanaannya.

Sehingga jika masih saja terdapat beberapa pihak yang menilai bahwa seolah pelaksanaan Pemilu di Indonesia pada tahun 2024 ini dinilai anjlok, maka besar kemungkinan bahwa penilaian tersebut masih bersifat subjektif dan sama sekali tidak bisa dibuktikan dengan diperkuat adanya bukti atau indikator secara objektif.

Pasalnya, alih-alih mendukung pernyataan bahwa Pemilu 2024 telah anjlok, justru tidak sedikit diantara bukti nyata atau konkret secara objektif malah menunjukkan bahwa pelaksanaan pesta demokrasi di Tanah Air terus mengalami pembaikan, baik itu mulai dari hal transparansi hingga bagaimana tata kelolanya.

Saatnya Masyarakat Bersatu Pasca Pemilu 2024

Gerakan Mahasiswa Independen Solo Raya mengajak kepada seluruh masyarakat dan menyerukan pada semua pihak termasuk elite politik untuk bisa bersikap secara dewasa dalam menyikapi adanya pengumuman hasil rekapitulasi suara oleh KPU.

Koordinator Gerakan Mahasiswa Independen Solo Raya, Muhammad Naufal mengatakan bahwa aksi seruan tersebut mereka gelar untuk mewujudkan kedamaian dan kerukunan serta saling menanamkan rasa menghormati akan perbedaan pandangan dan pilihan politik.

Baginya, perbedaan pada pilihan politik merupakan hal yang biasa dan wajar sehingga jangan sampai karena saling berbeda justru menimbulkan perpecahan pada sesama anak bangsa. Oleh karenanya, yang terpenting saat ini adalah menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Sudah seharusnya bahwa segala jenis perseteruan di tengah masyarakat itu mampu untuk dihilangkan karena dampaknya akan buruk ke depannya. Kini, masyarakat harus mampu memandang kepentingan persaudaraan dan kekeluargaan yang menjadi faktor utama di atas seluruh kepentingan termasuk kepentingan politik semata.

Sehingga, sudah menjadi hal yang sangat penting pada berbagai pihak yang sebelumnya sempat terlibat akan ketegangan untuk bisa saling menurunkan ego masing-masing dan mulai membangun hubungan dengan jauh lebih baik dengan pihak yang sebelumnya bersitegang tersebut.

Wujudkan Indonesia sebagai negara yang menganut asas demokrasi setinggi mungkin dengan adanya masyarakat yang mampu berpolitik secara dewasa. Jika terjadi suatu perbedaan pandangan atau pendapat hingga pilihan dalam berpolitik, hal tersebut merupakan sebuah hal yang sangat wajar dan hendaknya mampu disikapi dengan biasa saja.

Jika masyarakat mampu mengelola adanya perbedaan yang sifatnya niscaya tersebut dengan baik dan dewasa, maka hal tersebut menandakan bahwa masyarakat di Indonesia sudah siap atau telah menjalankan demokrasi dengan baik.

Hendaknya kini seluruh masyarakat harus mampu berpegang teguh pada nilai-nilai persatuan dan penghormatan kepada antar sesama warga, karena nilai akan gotong royong dan guyub rukun tersebut merupakan sebuah tradisi yang sudah mengakar bahkan sejak lama di tengah masyarakat di Indonesia, sehingga harus terus dijaga sebagai kekuatan bangsa ini di tengah perbedaan.

Terlebih, karena saat ini kontestasi Pemilu Pilpres dan Pileg juga telah berakhir dengan pengumuman resmi dari KPU terkait siapa pemenangnya, maka Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk kembali bersatu dan meninggalkan segala bentuk dinamika persaingan politik pasca Pemilu.

Segala jenis bentuk informasi dari setiap proses pelaksanaan Pemilu juga telah dihadirkan dengan sangat transparan oleh KPU, sehingga sebenarnya sudah tidak ada lagi hal yang perlu dirisaukan dari pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia 2024. Kini saatnya seluruh masyarakat untuk beralih fokus, yakni pada upaya untuk mewujudkan persatuan dan kembali membangun serta memajukan bangsa ini secara bersama-sama.

)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara