Demo Buruh Tidak Membawa Manfaat dan Ganggu Kondusifitas
Oleh : Afnan Habibi
Demo buruh yang akan dilaksanakan pada 14 Mei 2022 dianggap tidak relevan karena tuntutan buruh sudah terpenuhi. Oleh sebab itu, demonstrasi tersebut diyakini tidak membawa manfaat dan hanya mengganggu kondusifitas.
Hari buruh internasional diperingati tanggal 1 Mei dan para buruh sudah mengadakan demo, tetapi mereka akan mengadakan aksi lagi tanggal 14 Mei.
Mungkin karena unjuk rasa kemarin dirasa kurang, karena banyak yang fokus untuk mudik. Nantinya di demo tanggal 14 Mei buruh se-Jabotabek akan berunjuk rasa dan yang akan datang diklaim sebanyak 100.000 orang.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyatakan bahwa unjuk rasa akan diadakan jam 10 pagi di depan gedung DPR RI. Nanti akan dilanjutkan di Istora Senayan dengan tema Mayday Fiesta. Bahkan ia mengklaim bahwa acara di JIS akan dihadiri oleh lebih dari 50.000 buruh dari seluruh Indonesia.
Para buruh menuntut berbagai hal saat demo seperti penurunan pajak PPN, penurunan harga sembako, dan lain-lain. Mereka memaksa untuk berunjuk rasa padahal masih pandemi dan tidak takut akan kena Corona.
Demo lanjutan dari para buruh tidak mendapat simpati masyarakat sama sekali. Walau banyak rakyat yang juga berstatus buruh, tetapi mereka tak mau ikut turun ke jalan saat hari buruh. Penyebabnya karena kegiatan itu jelas membuat macet dan akhirnya merugikan banyak orang.
Unjuk rasa yang diadakan oleh para buruh selalu mengganggu masyarakat karena kemacetan yang terjadi amat parah. Jika ada masyarakat yang memprotes, ia malah dicemooh oleh para buruh.
Padahal seharusnya buruh yang wajib mengalah karena ia menimbulkan kemacetan dan melanggar protokol kesehatan yakni membuat kerumunan dengan sengaja.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria menyatakan bahwa demo buruh ditakutkan akan mengganggu pelayanan publik, mengganggu ketertiban, dan takut disusupi. Dalam artian, ketika ada unjuk rasa maka pelayanan publik terganggu karena ada kemacetan yang luar biasa akibat banyaknya pendemo.
Selain itu, suasana demo yang panas dikhawatirkan akan mengganggu ketertiban karena massa bisa saja emosi. Sungguh aneh ketika para buruh katanya menyuarakan hati rakyat tetapi merugikan rakyat karena mereka merusak fasilitas umum. Takutnya juga ada pembakaran ban dan perusakan rumah warga, sehingga merugikan pemiliknya.
Ketakutan akan datangnya gangguan memang wajar karena bisa saja demo disusupi oleh provokator. Jika ini yang terjadi maka takut unjuk rasa makin memanas dan membuat kerusuhan besar. Jangan sampai gara-gara ambisi buruh maka rusaklah semuanya. Memang benar jika demo buruh tidak membawa manfaat karena hanya berakhir dengan kericuhan dan kerusakan.
Untuk mengamankan demo maka pihak Kepolisian RI siap siaga. Kombes Pol Endra Zulpan, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya menyatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan 572 personel. Mereka siap menjaga keamanan dan keselamatan warga saat unjuk rasa terjadi. Jangan sampai ada korban luka apalagi korban jiwa saat demo buruh nanti.
Para pendemo juga jangan emosi ketika dihalau oleh aparat keamanan karena mereka hanya menjalankan tugasnya. Lagipula unjuk rasa di masa pandemi juga dilarang karena menimbulkan kerumunan. Jadi memang pendemo yang bersalah karena melanggar peraturan dan juga protokol kesehatan.
Demo buruh pada 14 Mei 2022 sebaiknya dibatalkan saja karena tidak ada manfaatnya. Malah masyarakat akan sangat terganggu mobilitasnya akibat kemacetan gara-gara unjuk rasa buruh. Para buruh juga wajib menyadari bahwa tuntutannya dalam demo telah terpenuhi.
)* Penulis adalah pegiat literasi publik Purwokerto