Penguatan Ekonomi Indonesia Telah Berada di Jalan yang Benar
Oleh : Haikal Fathan Akbar
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia (Menko Perekonomian RI), Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa sejauh ini penguatan ekonomi di Tanah Air telah berada di jalan yang benar.
Menurutnya, bangsa ini telah memiliki fondasi ekonomi yang kuat dan juga mampu untuk menghadapi adanya ketidakstabilan atas bagaimana kondisi geopolitik dan guncangan ekonomi yang selama ini terjadi di dunia.
Terbukti, bahwa perekonomian Indonesia mampu tumbuh secara positif hingga 4,94 persen secara tahunan (yoy) atau sebanyak 5,05 persen (ctc) pada kuartal ketiga tahun 2023 dengan tingkat inflasi yang masih cukup terkendali dalam kisaran sekitar 3,01 persen atau sebesar 2,61 persen secara tahunan (yoy) pada bulan Desember 2023.
Bukan hanya itu, akan tetapi neraca perdagangan di Indonesia juga kembali mencatatkan angka yang surplus pada bulan Desember 2023 dengan nilai hingga mencapai sebesar 3,31 miliar US Dollar. Diketahui bahwa ternyata angka itu melanjutkan tren surplus yang memang terus dicatatkan sejak bulan Mei tahun 2020 lalu atau dengan kata lain, Indonesia berhasil mengalami surplus selama 44 bulan beruntun.
Lebih lanjut, untuk kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 di Tanah Air juga mampu mencetak hingga sebesar 258,82 miliar US Dollar, yang mana angka itu nyatanya masih lebih tinggi ika dibandingkan dengan nilai impor Indonesia yang hanya 221,89 miliar US Dollar saja. Sehingga dengan adanya data tersebut secara konkret menunjukkan bahwa memang Pemerintah Republik Indonesia (RI) justru lebih banyak melakukan aktivitas ekspor daripada impor.
Maka dari itu, dengan seluruh keberhasilan pencatatan yang terus secara konsisten menunjukkan tren yang surplus tersebut, berarti berbagai macam langkah yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah sendiri memang telah berada pada jalan yang benar.
Ketika berkaca pada terjadinya berbagai tekanan dan serba ketidakpastian yang meliputi dunia belakangan ini, utamanya pascapandemi COVID-19 yang melanda dunia, nyatanya bangsa ini justru telah berhasil masuk ke dalam negara dengan penghasilan yang menengah ke atas (upper middle income industry).
Padahal, ketika harus berkutat dengan berbagai macam ketidakpastian dan juga guncangan global tersebut, memang tidak banyak negara yang mampu dengan sangat tangguh terus secara konsisten mencatatkan perekonomian di tahap upper middle income country.
Selanjutnya, Menko Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto kemudian mengungkapkan bahwa diperkirakan pada tahun 2024 ini Indonesia akan mampu mencatat income per kapita hingga menembus pada angka 5.300 US Dollar hingga 5.400 US Dollar.
Beberapa diantara langkah yang telah dilakukan Pemerintah RI untuk bisa merealisasikan target perkiraan tersebut adalah membangun proyek jangka panjang Giant Sea Wall (GSW) atau tanggul laut raksasa, yang mana adanya proyek itu bertujuan untuk menjaga keberlangsungan di Pulau Jawa sebagai salah satu penyumbang utama ekonomi nasional.
Jelas saja bahwa dengan adalah perlindungan di pesisir Pulau Jawa tersebut akan semakin meningkatkan resiliensi di Tanah Air, baik itu secara ekonomi ataupun keamanan akan terus ikut meningkat.
Hal tersebut dikarenakan bahwa koridor di sebelah Utara Pulau Jawa itu sudah barang tentu harus menjadi sebuah koridor tanpa adanya gangguan sama sekali. Ketika Pemerintah RI berhasil menekan dan semakin meminimalisasi adanya gangguan yang mungkin saja akan muncul tersebut, maka secara otomatis pula akan mampu menekan logistic cost menjadi lebih rendah dari 20 persen.
Sehingga, memang menjadi sangat penting adanya proyek yang dikembangkan tersebut di beberapa wilayah seperti Pelabuhan Patimban, Tanjung Priok, Tanjung Emas dan Tanjung Perak.
Tidak cukup sampai di sana, namun Pemerintah RI juga memiliki berbagai macam strategi lain untuk semakin mendongkrak perekonomian nasional dan memastikan bahwa seluruh berada pada jalan yang benar, termasuk tetap menjaga tren secara positif ini.
Sejumlah kebijakan strategis pemerintah dalam mendukung penguatan ekonomi bangsa terus dilakukan, yakni dengan adanya Program Bantuan Pangan yang mampu menjaga daya beli dan level inflasi nasional.
Selanjutnya, ada pula program pemberdayaan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), dilakukan pula penguatan daya saing dan nilai tambah industri melalui kebijakan hilirisasi, serta terus mendorong adanya ekspor dan menjaga resiliensi sektor eksternal.
Pemerintah RI juga terus berupaya untuk mendorong adanya peningkatan produktivitas sumber daya manusia (SDM), melakukan pemerataan pembangunan dan juga konektivitas di seluruh wilayah negeri, semakin meningkatkan kerja sama pada level internasional serta menjamin adanya kemudahan berusaha dan peningkatan investasi.
Berbagai macam program yang dilakukan oleh Pemerintah RI tersebut terus saja digencarkan untuk semakin menjamin bahwa pertumbuhan perekonomian nasional terus mengalami peningkatan dan menjaga adanya momentum tren surplus terus terjadi. Terbukti, bahwa memang terus terjadi peningkatan perekonomian nasional, yang mana menandakan bahwa seluruh strategi yang dilakukan oleh pemerintah selama ini sudah berada pada jalan yang benar.
)* Penulis adalah Kontributor Vimedia Pratama Institute