Apresiasi Upaya Aparat Keamanan Evakuasi Korban Kekejaman KST Papua
Oleh : Dika Samba
Akhir-akhir ini Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua tidak berhenti menyerang masyarakat dengan meneror, membuat kerusuhan hingga kekerasan di tengah masyarakat yang menimbulkan korban jiwa. Dengan masa penuh kegentingan ini, peran aparat keamanan menjadi sangat penting dalam menjaga ketertiban dan memberikan pertolongan kepada korban kekejaman anggota KST Papua. Hal ini terlihat dengan sikap tegas dan cepat aparat keamanan dalam mengevakuasi korban yang berjatuhan akibat kekejaman kelompok tersebut.
Aparat keamanan telah mengevakuasi korban pembunuhan yang dilakukan oleh KST Papua terhadap aparat keamanan, pekerja, dan masyarakat serta pimpinan KST Nduga Egianus Kogoya melalui tayangan video mengancam akan menembak sandera Pilot Susi Air jika pemerintah Indonesia tidak membicarakan soal Papua. Penyerangan ini dilakukan agar KST Papua mendapatkan pasokan makanan, dana hingga merdekakan papua dari NKRI.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak membenarkan peristiwa itu. Ia mengatakan ada empat personel yang gugur akibat kontak tembak. Mereka tewas tertembak saat berupaya melakukan pengejaran terhadap kelompok TPNPB-OPM. Prajurit TNI yang meninggal dunia yaitu Praka YL, Praka DB, Pratu MF dan Prada DA. Sementara prajurit TNI yang terkena luka tembak yaitu Serda AH, Pratu MI, dan Praka BS.
Pasca-gugurnya anggota Brimob Polda NTT usai kontak tembak dengan KST di Intan Jaya, aksi kejam KST Papua menuntut respons cepat dan berdedikasi dari aparat keamanan. 110 personel Brimob Polda Sulteng telah dikerahkan ke wilayah Papua dalam Operasi Damai Cartenz 2024 Bawah Kendali Operasi (BKO) Polda Papua. Kepla Polda (Kapolda) Sulteng, Irjen Pol. Agus Nugroho mengatakan  personel yang bertugas bersama dua pembimbing dan dua pelatih akan terlebih dahulu mengikuti latihan pra operasi (Latpraops) di Cikeas, selama satu bulan yang akan bersinergi bersama TNI untuk kemudian melaksanakan tugas di Papua sekitar satu tahun.
Latpraops dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan personel Polri agar memiliki pemahaman, pengetahuan, serta mengetahui tujuan pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing dalam operasi. Dengan mengikuti latpraops, kata dia, personel diharapkan dapat memahami tata cara dan prosedur selama operasi sehingga dapat berjalan dengan baik, berdaya guna dan berhasil selama menjalankan tugas.
Irjen Pol. Agus Nugroho mengatakan  agar seluruh personel yang bertugas di Papua dapat mempedomani dan melaksanakan perintah untuk selalu menjaga keselamatan dan keamanan diri, menjaga harkat dan martabat Polri, serta komitmen dan integritas untuk senantiasa mengabdi pada bangsa dan negara.
Aparat keamanan selalu berjuang dengan penuh keberanian untuk melakukan evakuasi terhadap korban yang terdampak kekejaman di KST Papua. Langkah-langkah ini tidak hanya menunjukkan profesionalisme mereka dalam menghadapi situasi darurat, tetapi juga menegaskan komitmen untuk melindungi warga sipil dan menciptakan lingkungan yang aman. Selain itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto juga akan mengoptimalkan sejumlah teknologi untuk mengawasi pergerakan KST Papua dengan menggunakan drone untuk berpatroli. Dengan teknologi tersebut berguna untuk memantau situasi di Papua dengan efektif dan lebih aman bagi para prajurit yang melaksanakan tugas operasi.
Lebih lanjut, pihak aparat keamanan juga akan terus meningkatkan upaya pengamanan mereka demi memastikan seluruh aktivitas masyarakat bisa berjalan dengan baik dan lancar serta dalam kondisi yang kondusif. Terlebih, sebentar lagi pelaksanaan pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang akan segera digelar, sehingga sudah sangat jelas bahwa aparat keamanan sama sekali tidak menginginkan adanya gangguan dari pihak manapun yang berseberangan dengan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk terus mengacau.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan bahwa pihaknya akan tetap mengawal dan mengamankan situasi di wilayah Papua. Menurutnya, TNI-Polri juga sudah memiliki konsep menghadapi KST di wilayah Bumi Cenderawasih. Listyo Sigit mengatakan, polisi akan mengedepankan pendekatan soft approach atau pendekatan lunak. Sementara pendekatan keras atau hard approach akan digunakan terakhir.
Konsep utama yang dilakukan Polri adalah memperkuat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Dalam mengapresiasi upaya ini, perlu diakui bahwa tugas aparat keamanan seringkali melibatkan risiko besar. Keterlibatan mereka dalam menyelamatkan korban dan menjaga keamanan daerah tersebut adalah bukti nyata dedikasi mereka terhadap tugas kemanusiaan.
Masyarakat perlu memberikan dukungan moral dan penghargaan kepada aparat keamanan yang telah bekerja keras untuk melindungi dan menyelamatkan nyawa. Semoga upaya mereka dapat memberikan keadilan bagi korban, serta membawa damai dan stabilitas kembali ke wilayah tersebut.
Penting untuk terus mendukung aparat keamanan dalam menjalankan tugasnya demi keamanan dan kesejahteraan bersama. Melalui kerja sama dan koordinasi yang baik antara aparat keamanan dan masyarakat, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan damai.
)* Mahasiswa Papua yang tinggal di Yogyakart