Serang Aparat Keamanan, Masyarakat Dukung Penumpasan Habis KST Papua
Oleh : Roy Andarek
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua kembali melakukan penyerangan kepada personel keamanan yang bertugas untuk melindungi masyarakat Papua. Bahkan, gerombolan separatis tersebut tidak ragu untuk melakukan aksi keji kepada Orang Asli Papua (OAP), sehingga masyarakat mendukung penuh penumpasan KST Papua.
Aksi brutal KST kembali terjadi dan kali ini menargetkan personel keamanan. Diberitakan bahwa KST telah menyerang anggota TNI yang sedang bertugas melindungi masyarakat pada Kamis (30/11) di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Menurut Kepala Penerangan Kostrad Kolonel (Inf) Hendhi Yustian, kejadian tersebut mengakibatkan dua orang personel TNI dari Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) gugur tertembak.
Sebelumnya, empat prajurit Pandawa Kostrad gugur dan dua orang lainnya mengalami luka-luka setelah kontak tembak dengan KST di Distrik Paro, Nduga, Sabtu (25/11). Terkait hal tersebut, Humas RSUD Mimika Lucky Makahena mengatakan, keempat prajurit yang gugur sempat disemayamkan di Markas Yonif 754 sebelum diterbangkan ke daerah asalnya masing-masing. Sementara, kondisi dua prajurit lainnya berangsur membaik dan stabil pasca mendapatkan perawatan di RSUD Mimika. Peristiwa gugurnya prajurit TNI AD menegaskan bahwa KST semakin keji dan brutal.
Baik kepada kalangan sipil maupun petugas keamanan.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyampaikan belasungkawa kepada para keluarga korban atas gugurnya keempat prajurit tersebut dan memberikan santunan sesuai hak mereka. Panglima TNI juga telah menyatakan bahwa penanganan keamanan di Papua perlu menggunakan strategi Smart Power, yakni dilakukan dengan memaksimalkan operasi territorial dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peristiwa pilu yang menimpa prajurit TNI AD mendapat sorotan dari aktivis kemanusiaan Huma Berhati, Khairul Anam. Dia mengutuk keras dan mendorong agar TNI-Polri bisa membekuk kelompok nirkemanusiaan tersebut. KST tidak suka kalau Papua maju, aman, dan sejahtera. Mereka tidak hanya bertindak di luar batas kemanusiaan. Tetapi juga menginginkan Papua tidak dibangun infrastrukturnya.
Belasungkawa turut disampaikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani dan berharap tindakan separatis di Papua dapat segera dihentikan. Negara tidak boleh kalah dari tindakan separatis yang terus melakukan aksi-aksi kekerasan. Pemerintah bersama TNI/Polri harus memastikan keselamatan masyarakat di Papua, dengan segera menghentikan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan kelompok separatis. Sudah banyak warga dan putra-putra terbaik bangsa dari TNI/Polri gugur atas kekejaman KST. Negara harus melakukan tindakan tegas yang terukur.
Pihak KST Papua mengakui telah melakukan penyerang pada pihak TNI pada Sabtu 25 November 2023 lalu. Kali ini TNPB KST Papua dibawah komando Egianus Kagoya sesumbar tembak helikopter dan 8 Kopassus di Paro Papua. Hal tersebut diungkapkan oleh Sebby Sambom di akun media sosialnya yang menyebutkan bahwa anggota Egianus berhasil menembak 8 Kopassus dalam sebuah pertempuran di Pos TNI di Distrik Paro, Kabupaten Nduga Papua.
Adapun pasukan TPNPB-OPM yang terlibat merupakan kodap III Ndugama-Derakma dibawah pimpinan Perek. Baku tembak yang berlangsung dari 11.59-16.00 waktu setempat tersebut pihak TPNPB mengaku berhasil menembak 8 anggota Kopasus. Sedangkan dari pihaknya, Sebby menyebutkan bahwa tidak ada satu anggota dari TPNPB yang terluka dalam pertempuran tersebut.
Akibat dari penyerangan yang dilakukan KST di beberapa wilayah Papua, penerbangan ke Kabupaten Puncak, Papua Tengah terpaksa dihentikan. Kondisi ini berdampak terhadap tertundanya perjalanan warga yang hendak pergi dan keluar dari Kabupaten Puncak menggunakan jasa penerbangan udara. Warga juga kesulitan mendapatkan pasokan kebutuhan makanan dan keperluan menjelang pelaksanaan Natal yang tinggal sebulan lagi.
Merespon situasi tersebut, Melianus Numang, Ketua Angkatan Muda Kemah Injil (AMKI) Provinsi Papua Tengah meminta kepada Pj. Bupati Puncak segera berkoodinasi dengan aparat keamanan dan otoritas pengelola maskapai penerbangan untuk membuka kembali akses pelayanan ke wilayah itu.
Menurut Melianus sekarang sudah masuk Desember untuk persiapan merayakan Natal. Masyarakat kesulitan membeli bahan makanan maupun kebutuhan Natal.
Melianus juga menganjurkan Pj. Bupati bersama para pihak berkomunikasi dengan aparat kampung, kepala suku untuk menyampaikan kepada anggota KST agar tidak melakukan aksi penembakan dan pembunuhan kepada warga sipil yang tidak bersalah, terlebih saat ini sudah menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Penembakan dan pembunuhan agar dihentikan sehingga masyarakat merayakan Natal dengan rasa aman.
Melianus menegaskan dengan berhentinya pelayanan penerbangan ke wilayah tersebut membuat para pendeta yang mengikuti Sinode di Timika belum bisa kembali ke Puncak untuk mempersiapkan perayaan Natal.
KST Papua yang kita kenal sekarang bukan berasal dari aspirasi masyarakat setempat. KST Papua muncul justru dari usaha Kerajaan Belanda mempertahankan wilayah tersebut menjadi bagian dari Indonesia. Cikal bakal KST Papua adalah partai Gerakan Persatuan New Guenea yang didirikan Pemerintah Kolonial Belanda.
Semua aksi keji dan kekerasan yang dilakukan oleh KST sesungguhnya telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Papua adalah bagian penting yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai kapanpun. Oleh karena itu, segala hal yang mengganggu keamanan dan kedaulatan wilayah Papua harus ditumpas habis dan dibinasakan agar tidak menghambat pembangunan maupun pengembangan segala lini kehidupan di Papua.
)* Mahasiswa Papua tinggal di Jakart