Aparat Jamin Keamanan Warga Papua dari KST Papua Jelang Tahun Baru
Oleh : Ester Magai
Jelang akhir tahun 2023, aparat keamanan (apkam) mulai menyusun rencana dan strategi dalam rangka menjamin keamanan wilayah Papua dari ulah KST Papua yang semakin meresahkan warga. Pada tanggal tertentu menjelang akhir tahun, kerap terjadi eskalasi keamanan di wilayah Papua yang disebabkan oleh aksi KST Papua.
Berbagai upaya dilakukan seperti peningkatan jumlah personel apkam dan penggagalan setiap aksi KSTP.
Aksi kekerasan oleh KST masih terjadi, termasuk dengan menargetkan aparat keamanan. Terbaru, KST telah menyerang anggota TNI yang sedang bertugas melindungi masyarakat pada Kamis (30/11) di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Menurut Kepala Penerangan Kostrad Kolonel (Inf) Hendhi Yustian, kejadian tersebut mengakibatkan dua orang personel TNI dari Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) gugur tertembak. Sementara sebelumnya, empat prajurit Pandawa Kostrad gugur setelah kontak tembak dengan KST di Distrik Paro, Nduga, Sabtu (25/11).
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh KST tentu saja membawa kekhawatiran sejumlah pihak, utamanya menjelang akhir tahun. Namun demikian, aparat keamanan terus berupaya meningkatkan perlindungan kepada masyakat. Seperti yang dilakukan oleh Satgas Operasi Damai Cartenz yang mendatangkan 110 personel Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) ke Papua.
Hal tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Apalagi belum lama ini, KST pimpinan Egianus Kogoya melalui tayangan video sering mengancam dan memprovokasi masyarakat untuk tidak percaya kepada Apkam
Kepala Polda (Kapolda) Sulteng, Irjen Pol. Agus Nugroho mengatakan sebanyak 110 personel Brimob Polda Sulteng ditugaskan dalam Operasi Damai Cartenz 2024 Bawah Kendali Operasi (BKO) Polda Papua. Personel yang bertugas bersama dua pembimbing dan dua pelatih akan terlebih dahulu mengikuti latihan pra operasi (Latpraops) di Cikeas, selama satu bulan yang akan bersinergi bersama TNI untuk kemudian melaksanakan tugas di Papua sekitar satu tahun.
Latpraops dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan personel Polri agar memiliki pemahaman, pengetahuan, serta mengetahui tujuan pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing dalam operasi. Diharapkan dapat memahami tata cara dan prosedur selama operasi sehingga dapat berjalan dengan baik, berdaya guna dan berhasil selama menjalankan tugas. Agar selalu menjaga diri dan kekompakan selama bertugas di Papua.
Seluruh personel yang bertugas di Papua diminta untuk mempedomani dan melaksanakan perintah untuk selalu menjaga keselamatan dan keamanan diri, menjaga harkat dan martabat Polri, serta komitmen dan integritas untuk senantiasa mengabdi pada bangsa dan negara.
Agus berpesan kepada anggotanya untuk menjaga komunikasi dengan keluarga yang ditinggalkan dan meminta personel untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan pemangku kepentingan di Papua. Dengan mengedepankan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun) saat bersosialisasi dengan masyarakat.
Terkait peningkatan keamanan diterapkan oleh aparat keamanan dari sekitar daerah Papua yakni penggagalan dugaan penyelundupan tiga pucuk senjata api dan puluhan butir amunisi ke Papua. Senjata api dan amunisi itu rencananya akan dijual kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang ada di Papua.
Upaya penyelundupan senjata api dan amunisi ini digagalkan saat polisi melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan para calon penumpang yang akan berlayar dengan kapal dari Pelabuhan Ambon menuju Papua.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Kombes Pol Adryano Andri Ibrahim mengatakan aparat Polsek KPYS Ambon yang sedang berjaga bersama rekan-rekan kami dari TNI dan petugas KSOP berhasil menangkap seseorang yang kedapatan membawa senjata api rakitan dan amunisi.
Selain itu, Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa menggagalkan upaya penyelundupan senjata yang diduga bakal dikirim ke KST di Nduga, Papua Pegunungan. Kapten Kogabwilhan III Kol Czi Gusti Nyoman Suriastawa mengatakan ada dua pucuk senjata laras panjang jenis M4 dan AR 15 yang disita, termasuk sebuah senapan angin, solar cell dan logistik lainnya. Senjata tersebut sangat berbahaya karena termasuk senjata serbu generasi baru, yang akan digunakan oleh KSTP untuk membuat kekacauan di Kenyam, Nduga.
KST Papua selalu berupaya membuat kekacauan dan aksi teror kepada masyarakat di Papua sehingga tindakan tegas yang dilakukan aparat keamanan terhadap KSTP adalah langkah tepat. Hal itu perlu diambil oleh aparat keamanan untuk melindungi keamanan dan keselamatan masyarakat Papua serta menjaga integritas negara. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi situasi yang tidak diinginkan di wilayah Polda dan meminimalisir jatuhnya korban.
Terlebih pada tanggal tertentu menjelang akhir tahun, kerap terjadi eskalasi keamanan di wilayah Papua yang disebabkan oleh kegiatan kelompok teroris tersebut. Peningkatan eskalasi di wilayah Papua terjadi karena pada Desember ada beberapa peringatan peristiwa.
Pemerintah terus mengupayakan dan menginstruksikan seluruh jajaran di wilayah Papua dan Papua Barat untuk meningkatkan kewaspadaan dan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat serta pemuka agama. Dengan adanya kolaborasi dari semua pihak ini maka diharapkan KST dapat diberangus dengan cepat.
)* Penulis merupakan Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakar