spot_img
BerandaUncategorizedPemimpin Terbuka pada Kritik, Kyai-Ulama Seluruh Sumsel dan Sumbar...

Pemimpin Terbuka pada Kritik, Kyai-Ulama Seluruh Sumsel dan Sumbar Yakin Dukung Ganjar-Mahfud

Pemimpin Terbuka pada Kritik, Kyai-Ulama Seluruh Sumsel dan Sumbar Yakin Dukung Ganjar-Mahfud

Oleh : Abdul Ibrahim Piliang

Dianggap merupakan sosok pemimpin yang sangat terbuka pada berbagai macam bentuk kritik apapun dari rakyatnya, menjadikan para kyai hingga ulama di seluruh wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel) dan juga Sumatera Barat (Sumbar) sangat meyakini dukungan mereka kepada pada pasangan Ganjar-Mahfud.

Dalam salah satu kesempatan, terdapat seorang mahasiswa asal Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang bertanya dengan menggebu-gebu kepada Ganjar Pranowo mengenai bagaimana lahan yang dikuasai oleh asing dan aseng. Mahasiswi tersbeut bernama Tiara Lubis, yang mana mengungkapkan bahwa di Tanah Minang banyak tanah digunakan untuk proyek strategis nasional (PSN).

Sebagaimana penuturannya, di Provinsi Sumatera Barat terdapat sebanyak puluhan hektare atau bahkan puluhan ribu hektare tanah yang semuanya telah dikuasai oleh asing dan aseng. Seluruh tanah tersebut sudah dibeli dan dikeola untuk dijadikan proyek strategis nasional.

Mendengar adanya pertanyaan yang cukup enohok dari seorang mahasiswi itu, kemudian sebenarnya pihak panitia acara sempat meminta kepada Tiara untuk segera menyudahi sesi pertanyaannya karena terlalu berputar-putar.

Akan tetapi, melihat bagaimana adanya generasi muda penerus bangsa yang sangat kritis dan juga cerdas seperti sosok Tiara Lubis, Ganjar Pranowo ketika mendengarkan seluruh rangkaian pertanyaannya sempat tersenyum dan menyampaikan bahwa dirinya sangatlah menghargai adanya pertanyaan serta masukan dari mahasiswi tersebut.

Bukannya kemudian menjawab dengan jawaban seadanya meski tidak tahu sebagaimana politisi lainnya, namun justru terdapat hal unik yang dilakukan oleh mantan Gubernur di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) selama dua periode kepemimpinan atau sepuluh tahun masa bakti itu.

Alih-alih tetap menjawab, namun Ganjar Pranowo lebih memilih mengaku bahwa dirinya memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai untuk bisa menjawab hal tersebut. Lebih lanjut, bahkan Kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu mengundang kepada seluruh pihak termasuk mahasiswi tersebut dan orang-orang lain yang jauh lebih paham untuk bisa mengikuti dan membahas persoalan itu.

Jelas sekali bahwa apa yang dilakukan oleh pria yang juga pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) selama dua periode itu merupakan sebuah sikap yang fair dan gentle. Dirinya mengakui bahwa pengetahuannya memang kurang pada hal itu dan tidak berusaha untuk tetap menjawab dan pada akhirnya justru menghasilkan jawaban yang tidak menyelesaikan permasalahan sebagaimana politisi lain yang cenderung hanya pandai untuk berbicara saja.

Selain itu, bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh Ganjar Pranowo tersebut juga menunjukkan bahwa dirinya memang merupakan sosok pemimpin masa depan bangsa yang sangat suka dan terbuka ketika mendapatkan kritik dari rakyatnya. Bukannya anti kritik atau justru bersikap antipati jika ada orang yang kurang menyukainya.

Maka dari itu, dengan bagaimana sikap dan sifat yang dimiliki oleh Calon Presiden (Capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang dari koalisi PDI Perjuangan itu, menjadikan para kyai, ulama dan masyayikh di seluruh wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) dan juga Sumatera Barat (Sumbar) sangat meyakini bahwa dengan kepemimpinan pria yang identik dengan ramb ut putih itu jelas akan juga membawa kemajuan yang signifikan bagi pondok pesantren (Ponpes) di masa yang akan datang.

Keyakinan dari para tokoh agama itu disampaikan oleh mereka dalam rangkaian acara Haul Syaikh Abdul Qadir Al Jailani di Ponpes Roudlotussholihin, Purwosari, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Kepada Ganjar Pranowo, para kyai dan juga masyayikh itu menyampaikan bagaimana penerapan akan Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2019 tentang pesantren yang dinilai oleh mereka bahwa sampai saat ini masih belum maksimal. Padahal, sudah sangat jelas bahwa dalam UU itu telah termaktub bahwa peranan dari Ponpes sangat diakui sebagai salah satu penyelenggara pendidikan nasional untuk terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kemudian juga terus mampu menjaga tradiri hingga norma sosial di masyarakat.

Wakil Rais Syuriah Thoriqoh Muktabaroh Al Jamiyah sekaligus juga Pengasuh Ponpes Nurul Qodiri Kabupaten Lampung Tengah, Kyai Imam Suhadi mengaku bahwa dirinya sangat senang karena mampu bertemu secara langsung dengan pasangan dari Mahfud MD itu dan kemudian menyampaikan berbagai macam aspirasi mereka, termasuk mengenai Undang-Undang Pesantren.

Lebih lanjut, Imam Suhadi kemudian juga mengatakan bahwa para ulama hingga masyayikh di seluruh wilayah Sumsel dan Sumbar sangat meyakini bahwa Ganjar Pranowo merupakan sosok pemimpin yang dapat semakin memaksimalkan peranan dari Ponpes sebagai salah satu tonggak keislaman di Indonesia.

Oleh sebab itu, para tokoh agama di seluruh wilayah Sumsel dan Sumbar tersebut terus memberikan dukungan penuh mereka dan sangat meyakini akan kepemimpinan pasangan Ganjar-Mahfud. Terlebih sudah terdapat contoh langsung secara konkret bahwa tokoh bangsa itu merupakan seorang pemimpin yang sangat terbuka pada berbagai macam kritik.

)* Penulis adalah Pemerhati Sosial Politi